Mediarcm_Bulukumba – Senin siang, 1 September 2025, halaman gedung DPRD Bulukumba dipenuhi ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat.
Spanduk terbentang, orasi bergema, dan tuntutan disuarakan lantang. Di tengah riuh itu, sebuah pemandangan berbeda muncul: pimpinan DPRD Bulukumba, seorang perempuan, melangkah tegas menghampiri peserta aksi.
Bukan sekadar simbol, kehadirannya langsung di barisan massa membuat suasana yang awalnya menegang perlahan mencair.
Ia tidak menunggu laporan di ruang rapat, tidak pula bersembunyi di balik barisan aparat. Justru dengan berani, ia memilih berdiri di hadapan rakyat.
Selain dikenal berparas cantik, ketua DPRD Bulukumba ini juga masyhur dengan keberanian menghadapi situasi penuh tekanan.
Di tengah desakan tuntutan, ia mendengarkan aspirasi satu per satu dengan penuh kesabaran. Suaranya lantang, namun tetap memberi ruang pada empati.
“Kami siap menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan masyarakat. Aspirasi ini adalah amanah yang harus kami perjuangkan,” ucapnya. Kalimat itu disambut tepuk tangan sebagian massa, seolah memberi tanda bahwa ketegangan mulai mereda.
Langkah berani itu menuai sorotan. Bagi banyak orang, sikapnya memperlihatkan wajah baru kepemimpinan perempuan di Bulukumba: kuat, berani, dan peduli.
Kehadirannya di tengah massa bukan hanya menurunkan tensi aksi, tapi juga menghadirkan rasa percaya bahwa aspirasi rakyat benar-benar didengar.
Di luar hiruk-pikuk politik lokal, momen ini merekam gambaran yang jarang terlihat: seorang pemimpin perempuan yang tampil bukan sekadar simbol representasi, melainkan hadir nyata dengan keberanian dan empati.(Red)*
