PEDAGANG PASAR TRADISIONAL TAHUNAN JEPARA MENGELUHKAN SEPINYA PENGUNJUNG

Reporter Redaksi 723 Views

Jepara, Media RCM.com – Para pedagang Pasar Tradisional Tahunan Jepara mengeluhkan sepinya aktivitas di pasar yang berdampak pada penurunan omset dan pendapatan mereka. Kondisi ini semakin memperburuk kesejahteraan para pedagang yang selama ini bergantung pada transaksi harian di pasar tradisional tersebut.

Salah satu penyebab utama dari sepinya pasar adalah adanya praktik penjualan langsung oleh sales distributor, terutama pada produk makanan ringan. Para sales ini menjual barang langsung kepada masyarakat dengan harga yang sama seperti yang ditawarkan di pasar. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih membeli langsung dari sales daripada datang ke pasar.

“Sekarang pembeli jadi malas ke pasar karena barang yang mereka butuhkan bisa dibeli langsung dari sales dengan harga yang lebih murah, Kami jadi bingung memberikan harga, karena sales menjual dengan harga yang sama antara konsumen langsung dengan pedagang Pasar seperti kami, kami jadi kehilangan pelanggan,” kata Siti Fatihah, salah satu pedagang di Pasar Tahunan Jepara, dengan nada kecewa.

Tidak hanya omset yang menurun, para pedagang juga merasa terbebani oleh kebijakan retribusi pasar. Pedagang yang tetap berjualan maupun yang libur berdagang sama-sama dikenakan biaya retribusi. Beban biaya ini dirasa sangat memberatkan, terlebih dalam kondisi pasar yang sepi seperti sekarang.

- Advertisement -

“Kami libur jualan tetap harus bayar retribusi. Padahal penghasilan saja tidak ada, bagaimana bisa bertahan?” ungkap Ibu Tun, salah satu pedagang yang mengaku merugi akibat situasi ini.

Dihubungi Melalui sambungan whatsapp di nomor 0813254541XX, pak Darsono sebagai kepala pasar membenarkan kondisi pasar saat ini semakin sepi pengunjung berimbas pada pedagang merasa berat dalam membayar retribusi pasar, Sesuai peraturan pasar bahwa kewajiban retribusi pasar untuk pemilik kios sebesar Rp.70.000,- namun berbeda dengan pedagang lapak yang kami mintakan hanya pada saat mereka berjualan ungkap pak Darsono pada awak media.

Dari pantauan di lapangan, banyak kios pasar yang tutup karena tidak ada aktivitas jual beli. Ibu Novi, pedagang lainnya, berharap agar sales distributor memperbaiki sistem pemasaran, membedakan harga pedagang pasar seperti kami dan konsumen langsung serta pemerintah segera mencari solusi agar para pedagang sebagai pelaku ekonomi lemah bisa kembali bangkit dan pasar kembali ramai seperti dulu.

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *