
MEDIARCM_Kerusakan alam di Tasikmalaya menjadi perhatian serius sejumlah elemen. Maraknya penambangan pasir menyisakan bekas yang dinilai merugikan lingkungan setempat diantaranya tambang pasir Gunung Galunggung dan Galian C Bukit Bungursari.
Tidak hanya itu, abrasi tanah dan retaknya tembok sisi penahan tahan dinding Situ Gede Kota Tasikmalaya juga jadi perhatian khusus, karena jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan jadi bencana besar yaitu air bah yang mampu menenggelamkan daerah sekitar.
Melihat fenomena tersebut, LSM Peradaban Demokrasi Indonesia bersama Forum Bungursari Bersatu (FBB) dan Forum Panglayungan Bersatu (FORPLAY2) terus menyuarakan aspirasi menyelamatkan alam di Tasikmalaya.
Beberapa kali aksi demo dan audiensi sempat dilakukan dengan Pemerintah dan dewan. Namun, sampai saat ini belum ada kepastian yang mengikat terhadap persoalan tersebut.
Sebagai bentuk keseriusan, elemen para pemerhati lingkungan ini menyuarakan aspirasi masyarakat sampai ke Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta Pusat, Rabu (07/06).
Iwan Restiawan selaku Ketua PADI mengatakan, dengan terjadinya perusakan alam yang semena mena ini dianggap menjadi bom waktu bagi warga Kota Tasikmalaya juga Kabupaten Tasikmalaya.
Iwan menegaskan, akibat perusakan alam Gunung Galunggung yang dulunya hijau oleh pohon hutan kini mulai gersang.
Tidak hanya itu, wilayah Kecamatan Bungursari dengan hilangnya gunung gunung juga mengalami perubahan cuaca yang tadinya sejuk kini menjadi panas serta banya debu debu dari pasir yang di akibatkan penambang penambang liar.
“Kejadian ini dibiarkan oleh pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang lebih disayang kan lagi, para aparat penegak hukum (APH) seolah olah diam tak berdaya dan tutup mata,” tegas Iwan.
Begitu halnya dengan kondisi Situ Gede yang kini mengalami abrasi, terkesan luput dari perhatian dari PSDA Jawa Barat, padahal beberapa tahun kebelakang telah dibangun tanggul sempadan danau.
“Tapi saat sekarang banyak tanggul yang mengalami retak dan itu sangat mengkhawatirkan, jika sampai tanggul itu jebol akan banyak daerah sekitar kena dampak air bah,” jelasnya.
Lantaran itu, elemen yang terdiri dari PADI, FBB, dan ForPlay2 mengharapkan kepada kepala Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rai untuk turun ke lapangan dan memberikan solusi untuk kelestarian Alam di Kota/Kabupaten Tasikmalaya.
“Kenapa kami ke Jakarta, karena sudah hilangnya kepercayaan kepada pihak pemerintahan Provinsi Jawa Barat khususnya Dinas Lingkungan Hidup Jabar, BBWS, PSDA Jabar. Sampai saat ini seolah olah apatis terhadap kerusakan,” cetusnya.
Iwan meminta, tidak hanya dari Kejaksaan Agung, Mabes Polri dan DPRRI RI turun tangan untuk memeriksa para cukong penambang ilegal yang tidak berfikir akan bahanya bencana alam ketika semua gunung habis di babat,bdikeruk dan diperkosa kesuburannya. (AGUS GUNAWAN).



