Brebes – MEDIA RCM
Pertemuan yang diselenggarakan oleh MWC NU Wanasari serentak diseluruh ranting-ranting sekecamatan Wanasari juga sekaligus menyampaikan program Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama ( LPPNU). Program perencanaan kegiatan petani penggerak NU disampaikan oleh H. Tobiin selaku Wakil Ketua Tanfidziyah.
Hadir dalam pertemuan tersebut KH. Sobarudin selaku Rois Syuriyah, Kyai Burhanuddin selaku Wakil Rois Syuriyah, dan Ust. Farikhi selaku Ketua Lembaga Perekonomian MWC NU Wanasari. Seluruh pengurus ranting NU Pebatan dan Siasem hadir bersama dengan badan otonom NU, Fatayat NU, Muslimat NU , GP Ansor , IPNU dan IPPNU.
Akhmad Sururi selaku sekretaris MWC NU Wanasari mengatakan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi masyarakat dimanapun tempatnya termasuk di ranting memiliki amanat untuk menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah.
Untuk melaksanakan hal tersebut maka tupoksi pengurus agar diperhatikan, Sehingga tugas dan amanat dalam mengembangkan ajaran Aswaja bisa dilaksanakan dengan baik. “Ungkapnya.
Apa yang menjadi tugas, fungsi serta kewenangan jajaran syuriyah sebagai pengambil kebijakan organisasi agar dijalankan sebagaimana mestinya. Begitu juga jajaran Tanfidziyah sebagai pelaksana kebijakan agar masing-masing bisa menempatkan pada posisinya. “Ucapnya.
Dihadapan pengurus ranting NU desa Pebatan dan Siasem pada Rabu malam, 8 September 2024 di MI Syuriyah Pebatan Kec Wanasari Kab Brebes.
Sururi menegaskan, menjadi pengurus tidak sekedar menumpang nama, tapi betul betul mau berkhidmah kepada NU. Didalam berkhidmah dibutuhkan komitmen untuk melaksanakan amanat sebagaimana tertuang dalam program kerja tingkat ranting.
Lebih lanjut Akhmad Sururi menghimbau agar kepengurusan ranting NU digerakkan dengan baik. Pergerakan dalam bentuk kegiatan yang secara formal dirembug dalam rapat kerja tingkat ranting. Disitulah kita merumuskan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu periode. “Bebernya.
Kehadiran pengurus NU di tengah tengah masyarakat diharapkan bisa memberikan pencerahan terhadap berbagai persoalan umat. Dengan demikian NU memiliki makna dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini sangat penting, karena pasca muktamar NU di Lampung eksistensi pengurus sudah mulai ditata dengan berbagai mekanisme dan tata kelola organisasi yang termaktub dalam beberapa Perkum NU, pungkas Alumni Pondok Pesantren Lirboyo tersebut.
Sementara itu di tempat yang sama Ketua Tanfidziyah MWC NU Wanasari, H. Takmuri menyampaikan program pembentukan Gerakan Keluarga Masalahat NU ( GKMNU) dan rencana kegiatan PD PKPNU di Kec Wanasari. GKMNU merupakan program dari PBNU yang secara teknis di tingkat ranting di bentuk Satgas, “jelasnya.
Reporter ; jihadi.