Pria Asal Sumbawa Jadi Korban Modus Kerja Paruh Waktu Online

Reporter Media RCM NTB 5 Views

Sumbawa Besar|NTB,– Seorang pria berinisial RF (40) asal Sumbawa, NTB, mengungkapkan pengalaman pahitnya setelah menjadi korban penipuan bermodus kerja paruh waktu secara online. Kepada awak media, RF menceritakan bagaimana dirinya tertipu melalui platform digital setelah melihat iklan promosi di aplikasi TikTok.

Menurut RF, kejadian bermula pada Sabtu (15/2/2025) sekitar pukul 12.30 WITA, ketika ia membuka aplikasi TikTok dan menemukan iklan kerja paruh waktu yang disponsori oleh seorang influencer. Iklan tersebut mengarahkan RF untuk bergabung melalui sebuah tautan ke akun bernama “Lamer”.

- Advertisement -
GridArt 20250215 195615247 scaled
Memelih paket tugas yang harus di kerjakan oleh pengikut kerja paruh waktu, dengan memilih produk. Setelah memilih produk lalu top up.

Setelah mengakses tautan tersebut, RF diminta untuk memasukkan identitas seperti nama dan nomor telepon, lalu memilih produk yang tersedia dalam aplikasi dengan janji komisi yang menggiurkan. RF awalnya memilih paket investasi sebesar Rp100.000 dengan iming-iming keuntungan 20% atau Rp20.000. Setelah top-up awal tersebut, RF berhasil menarik dana sebesar Rp120.000, yang membuatnya semakin yakin dengan sistem kerja yang ditawarkan.

IMG 20250215 WA0031
Nama produk yang yang di gunakan

Namun, RF kemudian diminta untuk kembali melakukan top-up dengan nilai yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Ia pun menuruti arahan dan mentransfer dana bertahap hingga mencapai jumlah yang cukup besar. Pada tahap ketiga, RF mulai merasa curiga ketika dirinya diarahkan masuk ke grup WhatsApp VIP tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dalam grup tersebut, ia dihadapkan pada tugas-tugas baru yang mengharuskannya melakukan transfer dana dalam jumlah lebih besar lagi, dengan dalih menyelesaikan tahap pekerjaan agar dapat menarik keuntungan.

“Awalnya saya masih percaya karena setiap top-up memang ada penarikan keuntungan. Tapi setelah masuk ke grup WhatsApp baru, saya mulai sadar ini modus yang sama dengan yang pernah saya ikuti sebelumnya. Mereka meminta top-up terus tanpa kejelasan kapan bisa menarik dana saya,” ungkap RF.

Baca Juga:  Wujud Kepedulian Kapolri ke Masyarakat, 2 Ribu Bansos Disebar ke Warga Jakarta Utara
Screenshot 2025 02 15 16 43 25 564 com.whatsapp
Nama grup Whatsapp yang di gunakan

Saat RF mencoba menghentikan transaksi dan memperingatkan anggota grup lainnya, ia justru diancam oleh mentor yang mengelola grup tersebut. “Saya diancam akan dilaporkan karena menyebarkan berita hoaks. Mereka juga mengancam akan menyebarkan data pribadi saya dan memblokir akun media sosial saya,” tambah RF.

RF menduga bahwa mentor dan admin dalam grup tersebut menggunakan identitas serta foto profil palsu untuk mengelabui para korban. Ia juga menyebut nama “Nathanael Wijaya” sebagai sosok yang berperan sebagai mentor dalam skema ini.

GridArt 20250215 204313618 scaled

Screenshot 2025 02 15 20 44 23 118 com.whatsapp
Panduan cara kerja

Dengan pengalaman pahit ini, RF berharap agar masyarakat lebih waspada terhadap modus kerja paruh waktu online yang menjanjikan keuntungan instan. Ia juga meminta pihak kepolisian, khususnya Polda NTB, untuk segera mengusut tuntas praktik penipuan ini.

“Saya meminta kepada Presiden Prabowo, Kapolri, dan Kapolda NTB agar segera menangani kasus ini sebelum lebih banyak korban berjatuhan. Jika uang saya tidak dikembalikan, saya akan terus bersuara di media dan membawa kasus ini ke jalur hukum,” tegas RF.

Maraknya modus kerja paruh waktu online yang menjanjikan keuntungan cepat semakin memperlihatkan pentingnya literasi digital bagi masyarakat. Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dalam setiap transaksi online dan tidak mudah tergiur oleh iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. Jika menemukan indikasi penipuan, segera laporkan ke pihak berwenang agar kasus serupa tidak terus terulang. (An)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *