KOTA TEGAL, Media RCM.com – Agustus 2025 sangat berwarna, pertengahan bulan terjadi demonstransi di Kabupaten Pati ( 10–13 Agustus 2025), sebelum Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2025 sebagai penanda Indonesia Merdeka ke-80 tahun. Pada 25 Agustus 2025 terjadi Aksi Nasional di Jakarta, demonstrasi besar dari mahasiswa, pekerja, hingga aktivis di depan DPR RI.
Bentrokan dengan polisi terjadi, menggunakan semprotan air dan gas air mata. Puncak demonstrasi terjadi 28 Agustus 2025 ketika sorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas terlindas mobil taktis Brimob dalam aksi di Jakarta, memicu amarah luas. Pada tanggal 25 sampai dengan 30 Agustus 2025, kekacauan merata di 32 Provinsi, demonstrasi menyebar ke 107 titik di 32 provinsi.
Banyak kerusuhan seperti pembakaran gedung DPRD, penjarahan, dan protes brutal di berbagai kota: Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Solo, Malang, Medan, dan lainnya. Pada kondisi ini Indonesia mengalami deflasi 0,08 persen sebagai imbas penurunan daya beli Masyarakat, atau imbas kekuatan pengendalian inflasi tiap daerah.
Pada kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau, selama Agustus mengalami deflasi sebesar 0,29 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi
m-to-m, yaitu: tomat sebesar 0,10 persen; cabai rawit sebesar 0,07 persen; bawang putih, kangkung, telur ayam ras, bayam, dan daging babi masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu bawang merah sebesar 0,05 persen; beras sebesar 0,03 persen; ikan segar dan cabai merah masing-masing sebesar 0,02 persen; ketimun dan sigaret kretek mesin (SKM) masing-masing
sebesar 0,01 persen.
Kelompok Pakaian dan Alas Kaki, selama Agustus 2025 memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi m-to-m sebesar 0,10 persen. Deflasi 0,10 persen menunjukkan adanya penurunan harga rata-rata untuk kelompok Pakaian dan Alas Kaki dibanding bulan sebelumnya.
Pada Agustus 2025 Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap deflasi m-to-m nasional, karena mengalami inflasi sebesar 0,03 persen.
Selanjutnya kelompok pengeluaran Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga, kelompok ini pada Agustus 2025 tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap deflasi m-to-m nasional.
Pada kelompok Kesehatan pada bulan Agustus 2025 tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap deflasi m-to-m nasional.
Adapun kelompok transportasi pada Agustus 2025 memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, yaitu tarif angkutan udara sebesar 0,03 persen; bensin sebesar 0,02 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu tarif angkutan laut sebesar 0,01 persen.
Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan pada Agustus 2025 tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap deflasi m-to-m nasional.
Juga pada kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya, pada Agustus 2025 tidak memberikan andil/sumbangan yang signifikan terhadap deflasi m-to-m nasional.
Pada kelompok Pendidikan selama Agustus 2025 memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu uang kuliah akademi/PT sebesar 0,02 persen dan uang sekolah SD sebesar 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, yaitu uang sekolah SMA sebesar 0,02 persen.
Kemudian kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran, Kelompok ini pada Agustus 2025 memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m sebesar 0,01 persen.
Adapun kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, maka pada Agustus 2025 memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, yaitu emas perhiasan sebesar 0,01 persen.
Demikian kondisi harga-harga di Indonesia yang mengalami penurunan ditengah-tengah kerusuhan yang berlangsung. Indikasi bahwa stabilitas harga terjamin dapat disebabkan oleh pasokan barang yang memadai.
(Penulis : Harimurti, S.S.T., M.M., Statistisi BPS, Ketua Tim Analisis Statistik BPS)