Pancacita Jepara dan Misi Bupati Witiarso Utomo, Mewujudkan Transformasi atau Sekadar Retorika?
Oleh : Djoko TP
Dikutip dari berbagai sumber, Pancacita memiliki lima makna mendasar, yaitu keadilan, kepahlawanan, kemakmuran, kerukunan, dan kesejahteraan.
Artikel ini memberikan gambaran positif tentang keselarasan Pancacita dengan visi dan misi Bupati Jepara, terutama dalam tiga aspek utama: tata kelola pemerintahan, pengembangan SDM, dan pendidikan serta pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Namun, apakah kebijakan ini cukup konkret untuk diimplementasikan, atau hanya menjadi retorika politik yang sulit diwujudkan?
Keselarasan dengan Misi Pemerintah: Pilar-pilar Konstruktif
Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan bahwa Pancacita Jepara selaras dengan visi dan misi
1. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan
• Digitalisasi pelayanan publik diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan efisiensi birokrasi.
• Reformasi ini mendukung pemerintahan yang lebih bersih, sejalan dengan prinsip good governance.
2. Pengembangan SDM dan Pendidikan
• Program layanan pendidikan berkualitas, termasuk pemberian makanan bergizi gratis, memperlihatkan perhatian pada kesejahteraan generasi muda.
Kebijakan ini mendukung penguatan SDM yang kompetitif di tingkat regional dan nasional.
3. Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi
• Fokus pada industri furnitur, UMKM, koperasi, pertanian, dan perikanan mengarah pada kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal.
• Prinsip ini sejalan dengan ekonomi Pancasila dalam Pasal 33 UUD 1945 yang menekankan kesejahteraan bersama.
Tantangan Implementasi: Dari Teori ke Realita
• Meskipun memiliki visi yang selaras, pelaksanaan kebijakan ini menghadapi beberapa tantangan krusial:
1. Efektivitas Digitalisasi Pemerintahan
• Apakah infrastruktur digital di Jepara sudah siap untuk mendukung transformasi ini?
• Seberapa besar kesiapan SDM dalam mengoperasikan sistem digital agar tidak menjadi kebijakan setengah jalan?
2. Penguatan Industri dan Koperasi
• Apakah ada strategi konkret agar industri furniture dan UMKM Jepara mampu bersaing di pasar nasional dan internasional?
• Jika tidak ada roadmap yang jelas, kebijakan ini berisiko hanya menjadi program jangka pendek tanpa dampak berkelanjutan.
3. Keberlanjutan dan Dampak Sosial
• Bagaimana memastikan kebijakan ini tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu?
• Apakah ada mekanisme pengawasan untuk mencegah ketimpangan sosial dan eksploitasi ekonomi?
Peluang dan Risiko Transformasi Jepara
Pemerintahan Witiarso Utomo membawa visi pembangunan melalui Pancacita Jepara dengan slogannya MULUS atau Makmur, Unggul, Lestari dan religiUS yang menuju daya saing global. Konsep ini memiliki dasar yang kuat dalam tata kelola pemerintahan, pengembangan SDM, serta pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Namun, tantangan dalam implementasi tetap menjadi faktor penentu keberhasilan.
Agar kebijakan ini tidak hanya menjadi wacana politik, perlu:
• Roadmap yang jelas dan terukur dalam pelaksanaan setiap pilar pembangunan.
• Mekanisme pengawasan transparan untuk mencegah korupsi dan eksploitasi ekonomi.
• Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan agar kebijakan ini benar-benar berdampak luas.
Jika tantangan ini bisa diatasi, Jepara berpotensi menjadi model transformasi daerah yang berbasis kemandirian dan kesejahteraan rakyat. Namun, jika tidak ada implementasi konkret, Pancacita bisa berakhir sebagai sekadar slogan politik tanpa perubahan nyata.
Disclaimer