PEKALONGAN KOTA, MEDIA RCM -Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir rob atau air laut pasang masih terjadi di Kota Pekalongan dan sebagian wilayah pesisir Utara Jawa hingga akhir Juni 2023. Adapun untuk ketinggian air laut fluktuatif setiap harinya. Hal ini disampaikan oleh Kalakhar BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (16/6/2023).
Diakui April, sapaan akrabnya, bahwa untuk situasi iklim ataupun cuaca hingga saat ini terkait naiknya permukaan air laut (rob) memang masih terus berlangsung dan intensitas hujan ringan kadangkala bisa terjadi imbas dari wilayah pantura sisi Selatan. Menurutnya, informasi yang diterima dari BMKG setiap harinya memang valid dan masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir diminta untuk selalu memantau informasi terkait kenaikan air rob tersebut.
“Sampai saat ini, BPBD telah berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait mengenai kesiapsiagaan bencana barangkali terjadi bencana yang tidak diinginkan,” ucapnya.
April menjelaskan, beberapa hari lalu memang sempat ada beberapa titik tanggul penahan air laut atau tanggul rob ada yang jebol khususnya tanggul yang berada di dekat Krematorium. Kendari demikian, jebolnya tanggul itu sudah diatasi dengan upaya rehabilitasi darurat berkoordinasi dengan DPUPR setempat.
Lanjutnya, untuk wilayah-wilayah yang saat ini masih tergenang rob diantaranya Kelurahan Bandengan, Pabean, Panjang Wetan, Degayu, dan Clumprit.
“Kami masih menunggu kondisi air rob surut sehingga pompa-ponpa yang ada bisa bekerja maksimal menyedot genangan.
Memang ada beberapa titik dari Kabupaten Pekalongan yaitu Jeruksari yang menjadi air masuk ke kota, tetapi Satgas kami selalu memonitor untuk kondisi pasang surut air laut maupun kondisi sungai yang ada di sekitarnya. Untuk pompa mobile yang diperbantukan dari BNPB pun sudah difungsikan untuk membantu mempercepat penyedotan genangan di lingkungan masyarakat,” tegasnya.
Disampaikan April, debit air sungai yang ada di Kota Pekalongan baik Sungai Bremi, Sungai Meduri, maupun Sungai Kupang masih dalam batas aman, dan tidak ada kejadian rumah roboh dan masyarakat yang mengungsi dalam kejadian bencana rob kali ini.
” Masyarakat masih bisa beraktivitas yang terganggu fasilitas umum yaitu akses jalannya yang tergenang, dengan rata-rata ketinggian air 10-50 sentimeter, sehingga cukup menghambat aktivitas warga. Rob ini sifatnya temporary di jam-jam tertentu naik dan di jam sekian surut kembali. Di daerah rendah surutnya memang agak lama. Kami minta tetap waspada adanya gelombang pasang ini yang diprediksi sampai akhir Juni nanti, karena ini fenomena alam, kita tetap berdoa dan berupaya semoga bencana ini cepat berlalu,”tandasnya. (Rohman)