Semangat Menyama Beraya Perkuat Kebersamaan dan Keberagaman dalam Satu Harmoni

Reporter Media RCM NTB 38 Views

Semangat Menyama Braya Perkuat Kebersamaan dan Keberagaman dalam Satu Harmoni

 

Mediarcm.com – BADUNG | EXPOSURE Kluster Denpasar hadir untuk menyikapi unjuk karya pengembangan toleransi dan kolaborasi pro-eksistensi berbasis komunitas, dalam momen penuh inspirasi dan harmoni bersama komunitas yang merawat toleransi dan menebar damai ditengah keberagaman Bali.

Sesuai dengan visi misi, kegiatan EXPOSURE Kluster Denpasar Bali, yang berlangsung di Gedung Kertha Gosa Puspem Badung, 3 Juni 2025. lebih memperkuat gaungnya dalam kebersamaan dan keberagaman dalam satu harmoni Bali, yang menjadi Pilot Project Nasional maupun Internasional.

- Advertisement -

Dalam sambutannya, Ketua Panitia EXPOSURE Kluster Aisyiyah Emma Rosada menyatakan, bahwa kegiatan ini merupakan unjuk karya dan pengembangan toleransi, kolaborasi berbasis komunitas yang menjadi inisiasi role model, kerukunan umat beragama oleh Kalijaga Institute For Justice.

Menariknya, kegiatan ini diikuti oleh 3 Kluster, diantaranya Kluster
1. Jempiring Putih meliputi Matakin, Aisyiyah dan Pecalang.
2. Kluster Wamukis antara lain MUI, Walubi Keuskupan dan Pakis.
3. Kluster Dewata antara lain Forpela, Karang Taruna dan Bali Sruti.

Selanjutnya, Kluster Jempiring Putih, Kluster Dewata Bali dan Kluster Wamukis menggandeng mitra strategisnya, yaitu Bulog, Puskesmas dan Rumah Sakit Bali Mandara.

“Kegiatan unjuk karya ini dimulai dari loka karya, yang akan terus berlanjut secara Nasional, dimana Kalijaga Institute For Justice membuat 5 kota besar akan menjadi role model sebagai kerukunan umat beragama di Indonesia, yaitu Denpasar Bali, Jogjakarta, Kupang , Banjarmasin dan Ambon,” terangnya.

Diharapkan, semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi bagi Indonesia, bahwa keberagaman toleransi sangat dibutuhkan.

“Maka dari itu, kegiatan ini diikuti masing-masing 70 anggota dalam setiap Kluster, semoga kegiatan ini menguatkan inspirasi,” pungkasnya.

Menariknya, kegiatan yang diselenggarakan oleh Kalijaga Institute For Justice dan Ford Foundation bekerja sama dengan ICRS dan Institute Leimena dihadiri Direktur Kalijaga Institute For Justice, sekaligus Duta Besar Uzbekistan dan Kirgistan untuk Indonesia, H.E Ambasador Prof. Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin M.A.

Kegiatan EXPOSURE Kluster, Denpasar Bali, merupakan momen langka, yang berkesempatan langsung belajar dan berkolaborasi demi masa depan yang lebih toleran dan inklusif.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Kalijaga Institute For Justice, Siti Ruhaini Dzuhayatin, memaparkan cara menciptakan moderasi beragama, yang konsep dan metode digunakan literasi agama lintas budaya.

“Kami gaungkan literasi agama dan lintas budaya, bisa direalisasikan sebagai program unggulan pemerintah,” ungkapnya.

Moderasi agama yang diawali dari Bali, Jogjakarta, Banjarmasin, Kupang dan Ambon untuk Indonesia, yang selanjutnya dipersembahkan untuk Dunia.

“EXPOSURE Kluster, Menyama Beraya ini sebagai role model, kita presentasikan ke negara Uzbekistan, mengingat saya sendiri sebagai Duta Besar Uzbekistan dan Kirgistan untuk Indonesia, untuk itu program ini sangat layak kita presentasikan kepada pemerintah di sana, tambahnya.

Mengingat, program ini merupakan diplomasi Kemenlu, maka model dari Bali, Jogjakarta, Banjarmasin, Kupang dan Ambon bisa dibawa ke Uzbekistan.

“Untuk itu, kami mohon kepada Walikota Denpasar dan Bupati Bandung, kita bersama -sama merepresentasikan ke Uzbekistan dan dunia,” jelasnya.

Bahkan, pihaknya telah bersama Kesbangpol Denpasar akan membuat desa Pancasila, atau juga di Badung ada desa moderasi maupun kampung moderasi.

Hal senada juga diungkapkan Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, S.E., sekaligus membuka EXPOSURE pengembangan model Pro intensi berbasis komunitas, dengan tema “Merawat Toleransi Menebar Damai dalam Keberagaman di Pulau Dewata.

“Bali khususnya, Kota Denpasar umumnya adalah rumah bagi berbagai latar belakang agama, budaya dan suku bangsa. Dalam keragaman itulah, ada falsafah lokal, menyama brawa hidup dan tumbuh sebagai akar kearifan yang menyatukan kita semua,” tambahnya.

Maknanya, Menyama Beraya bukan sekedar semboyan, tetapi praktek hidup yang menempatkan semua orang sebagai saudara.

Melalui kegiatan tersebut, pihaknya diajarkan tidak mempersoalkan perbedaan, tetapi sebagai tata cara untuk membangun peradaban yang damai dan saling menghargai.

Untuk itu, Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen memperkuat ekosistem sosial yang inklusif melalui lintas budaya dan agama serta generasi muda sebagai agen toleransi dan terus menjaga spirit kota Denpasar, yaitu Vasudhaiva Kutumbakan” yang artinya seluruh dunia adalah satu keluarga (kita bersaudara)

“Semangat toleransi menciptakan kota Denpasar yang senantiasa menjadi kota damai, rukun dan toleransi,” harapnya.

Tak hanya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar memberikan apresiasi sebagai bentuk dukungan kepada seluruh pihak yang telah menginisasi dan mendukung program, model toleransi serta institusi berbasis komunitas yang menguatkan nilai-nilai perdamaian.

Sementara itu Pemerintah Daerah( Pemda ) Kabupaten Badung,
Bupati Bandung, I Wayan Adi Armawa SH., menyambut baik EXPOSURE Kluster berbasis komunitas untuk toleransi beragama di Bali yang merupakan bagian dari Indonesia.

Tentu berangkat dari Bali, sangat luar biasa, banyak sekali kearifan lokal yang mendukung dan mensuport kebersamaan toleransi. Seperti halnya, Vasudhaiva Kutumbakan, dan semangat menyamabraya, terangnya.

Istilah di Bali banyak, ada nyama Islam, ada nyama Hindu, nyama Kristen kita semua bersaudara. Sehingga untuk gaung toleransi secara internasional bisa kita awali dari Bali, oleh sebab itu Bali sebagai role model untuk Indonesia dan juga Dunia, tegasnya.

Patut diketahui, bahwa Dewan Pimpinan Daerah Forum Bela Negara(FBN) RI Provinsi Bali turut memeriahkan serangkaian Exposure Kluster Denpasar Bali. Salah satunya Wakil Ketua l DPW FBN RI Provinsi Bali Dr.Dra. I Made Cantiari M.Si., yang juga sebagai Ketua Kluster Dewata Bali turut serta andil bagian dalam kegiatan EXPOSURE Kluster, dengan mempersembahkan tari Rejang Sari dan Tari Condong. Dengan tetap gaungkan tema “Semangat Menyama Braya”. (ranu/red).

#EXPOSURE KLUSTER #TOLERANSI BALI #MEYAMA BRAYA #KOLABORASI #KOMUNITAS #DAMAI #KEBERAGAMAN #FORD FOUNDATION #KALIJAGA INSTITUTE #ICRS #INSTITUT LEIMENA

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *