Penataan dan Relokasi 20 WTP Kampung Bugisan ke Hunian Baru Berjalan Lancar

Reporter Redaktur Media RCM 408 Views

Kota Pekalongan, Media RCM.com – Sebanyak 20 Warga Terdampak Proyek (WTP) Kampung Bugisan, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan yang dulunya tinggal di tepian Sungai Lodji dalam waktu dekat bisa memiliki dan menempati rumah sendiri serta menjadi komplek perumahan baru. Mereka direlokasi ke lokasi hunian baru di Klego Bantaran (Utara SMP Negeri 10 Pekalongan), Kelurahan Klego, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Sebelum, rumah tersebut dihuni, jajaran Pemerintah Kota Pekalongan, stakeholder terkait bersama warga setempat menggelar doa bersama yang dipusatkan di Musholla Miftachul Sibyan Bugisan, Kamis sore (1/8/2024).

Seperti diketahui, Kampung Bugisan menjadi salah satu prioritas kawasan kumuh yang akan dituntaskan pada Tahun 2024 ini. Sehingga, ada 20 WTP direlokasi ke hunian baru. Relokasi ini dilakukan sebagai upaya memberikan tempat tinggal yang layak bagi warga melalui Program “Tuku Lemah Oleh Omah ” (Beli Tanah Dapat Rumah). Usai doa bersama jajaran Pemkot yang dipimpin langsung Walikota Pekalongan, stakeholder dan warga langsung meninjau lokasi yang menjadi hunian baru 20 WTP tersebut.

Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, mengaku bersyukur, progress penataan dan relokasi warga Kampung Bugisan ke lokasi hunian baru di Kelurahan Klego berjalan sesuai target. Penataan dan relokasi ini pun disambut baik oleh warga.

– Advertisement –

Di Tahun 2024 ini, untuk penataan kawasan kumuh Kampung Bugisan sudah dianggarkan Rp16 Milliar untuk pembangunan jalan lingkungan, drainase, jaringan air bersih, jaringan air limbah dari rumah tangga, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST), dan ada stasiun pompa. Sementara, untuk hunian baru bagi 20 WTP nya sudah dalam tahap pembangunan. Disamping anggaran Rp16 Milliar tersebut, ada partisipasi dari CSR PT Bank Jateng dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sehingga total anggaran untuk penataan Kawasan Kampung Bugisan sebesar Rp28 Milliar. Dana tersebut termasuk untuk relokasi 20 WTP yang selama ini menempati tanah negara.

“Warga antusias bekerjasama mau relokasi. Bahkan, ada beberapa warga yang menghibahkan lahan tempat tinggalnya dulu untuk pembangunan fasilitas fasilitas umum seperti saluran agar lebih lancar. Alhamdulillah warga ikut berpartisipasi juga mengirim makanan dan minuman untuk tukang-tukang yang mengerjakan rumah baru mereka disini,”ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya.

- Advertisement -

Menurutnya, hunian baru 20 WTP Kampung Bugisan dibuat dengan design yang sama, dan dibangun 2 lantai dengan ukuran 3 meter×6 meter. Tentu, bangunan ini sangat layak dan aman untuk mereka tempati dibandingkan hunian lamanya. Sertifikat rumahnya pun resmi yang dikeluarkan langsung dari BPN.

Dari relokasi ini, warga secara swadaya membeli tanah, namun proses sertifikatnya dibantu oleh Kantor BPN setempat, dan Pemkot Pekalongan membantu Prasarana dan Sarana Utilitas Umum (PSU) seperti jalan, saluran, sanitasi, dan dari Provinsi membantu membangunkan rumah barunya. Selain itu, Dinperkim sudah koordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi akan menangani penyambungan listrik, PDAM menyediakan air bersih, BAZNAS Provinsi dan Kota berkontribusi pada pondasi rumah.

Warga tentu sangat bersyukur adanya penataan kawasan kumuh Bugisan ini. Yang dulunya sering terendam banjir 8 tahun lamanya, sekarang adanya sistem pengendalian banjir dan rob perlahan sudah teratasi dan kering sama halnya seperti di daerah Clumprit, Kelurahan Degayu. Tinggal pembangunan rumah pompa untuk memompa air hujan.

“Mudahan-mudahan sesuai target, penataan kawasan Bugisan ini bisa lancar. InshaAllah sesuai target, para WTP ini bisa menempati hunian barunya sekitar Bulan September 2024, sementara untuk penataan Kawasan Bugisan bisa rampung 10 Desember 2024,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinperkim Kota Pekalongan, Andrianto menambahkan, relokasi para WTP ini merupakan bentuk kolaborasi beberapa pihak, tidak hanya Pemkot Pekalongan, tetapi juga ada dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, PDAM, Baznas, CSR Bank Jateng, Laziz-Mu dan masyarakat yang swadaya membeli tanah mendapatkan rumah.

“Total yang terdampak proyek sebenarnya ada 22 WTP, tetapi mereka yang direlokasi di bantaran Klego ini ada 20 WTP, 2 WTP lainnya terpisah membeli tanah sendiri di lokasi lain. Mereka membeli tanah disini, dibantu Kantor Pertanahan untuk proses sertifikat rumahnya,”pungkasnya. (Dian/Seiv)

 

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *