MediaRCM.com_Bulukumba|Dari tanah Manyampa, sebuah desa yang berlokasi dikecamatan Ujungloe Kabupaten Bulukumba, dua anak laki-laki berdiri di persimpangan mimpi besar mereka. Disfan Ramadhan dan Alifta Nugraha, siswa kelas 6 SDN No. 19 Manyampa, bukan sekadar anak-anak biasa.
Mereka adalah bintang muda yang bercahaya di lapangan hijau, membawa harapan dan kebanggaan bagi tanah kelahiran mereka.
Nama mereka kini terukir dalam sejarah kecil desa itu. Undangan resmi datang dari tim Sekolah Sepak Bola (SSB) Kasta Bantaeng U-12, memberi mereka kesempatan emas untuk mewakili Sulawesi Selatan di ajang sepak bola seri nasional Grassroots Indonesia.
Turnamen ini, yang akan digelar pada 20 hingga 23 Desember 2024 di Stadion Minhajurrosyidin, Jakarta Timur, adalah panggung yang telah lama diimpikan oleh setiap pemain muda seperti mereka.
Namun, jalan menuju mimpi itu tak semudah angan-angan. Di tengah euforia kabar baik, terselip kekhawatiran yang tak terelakkan: biaya pemberangkatan. Sebuah halangan besar berdiri di depan mereka.
Di Balik Cita-Cita Besar
Keterbatasan ekonomi menjadi bayangan gelap yang membuntuti langkah Disfan dan Alifta. Bukan hanya mereka yang harus diberangkatkan, tetapi juga seorang anggota keluarga sebagai pendamping.
Biaya perjalanan, penginapan, dan akomodasi lainnya harus ditanggung sendiri, sementara SSB Kasta Bantaeng, sebagai tim yang mereka bela, tidak menyediakan dukungan finansial yang cukup.
Alimin, pelatih sekaligus manajer tim SSB Manyampa, yang telah menempa bakat mereka sejak dini, kini menggalang harapan. Sebuah rilis resmi telah disebarkan, berisi permohonan bantuan kepada masyarakat luas, pemerintah, dan siapa saja yang peduli terhadap generasi muda sepak bola.
“Mimpi anak-anak ini adalah mimpi kita semua. Kami berharap ada pihak-pihak yang bersedia membantu, termasuk Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba,” kata Alimin dengan suara penuh harap.(13/12).
Harapan dari Tanah Kecil
Disfan dan Alifta adalah simbol perjuangan dari tanah Manyampa yang sederhana. Mereka adalah anak-anak yang bermain bola di lapangan berdebu, dengan kaki kecil yang penuh semangat, bermimpi besar di tengah keterbatasan. Keringat mereka bukan sekadar usaha untuk mengejar bola, tetapi juga impian mereka untuk membawa nama daerah ke tingkat nasional.
Namun, tanpa bantuan, mimpi itu bisa pupus sebelum sempat bersinar. Alimin yakin bahwa sedikit uluran tangan dari masyarakat dan pihak terkait dapat menjadi perahu bagi anak-anak ini untuk berlayar menuju impian mereka.
Seruan untuk Semua
Di tengah keterbatasan ini, suara hati Alimin menggema: “Mari kita bersama-sama menjadi bagian dari perjalanan mereka. Mimpi ini adalah milik kita, kebanggaan kita, dan masa depan anak-anak kita.”
Bagi siapa saja yang tergerak membantu, dana dapat disalurkan melalui rekening resmi atas nama Alimin, pelatih SSB Manyampa. Bantuan sekecil apa pun akan menjadi pijakan penting bagi langkah mereka.
Di bawah langit biru Manyampa, dua bintang kecil ini menatap jauh ke depan. Mereka bermimpi untuk berlari di lapangan hijau Jakarta, menendang bola dengan penuh semangat, dan membawa harum nama tanah kelahiran mereka.
Mimpi itu masih mungkin diraih, jika tangan-tangan kebaikan turut menuntun mereka.
Karena mimpi adalah cahaya, dan setiap cahaya butuh bahan bakar untuk terus menyala.