3+1 Program SMKN 2 Trenggalek Menyemai Perdaban Melalui Program MBG Budaya Industri

Reporter Iwan Yuliantoro 227 Views

Tulungagung,-MediaRCM.com

Pendidikan bukan semata ruang transmisi dan terus bergulir dengan arus zaman pengetahuan, melainkan pembentukan karakter dan peradaban. Di tengah ikhtiar membangun bangsa yang bermartabat, Sekolah menengah ( SMKN) 2 Trenggalek Menengah tampil sebagai pelopor, menjadi fasilitas pendidikan pertama yang menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.Perlengkapan sekolah

Program tersebut bukan sekadar pemenuhan gizi jasmani, melainkan juga pintu masuk bagi pembentukan jiwa yang tertib, bersih, dan efisien. Kepala SMKN 2 Trenggalek, Masrur Hanafi, menyampaikan bahwa sejak sebulan lalu, sekolahnya menerima hingga 2.200 paket makanan siap saji setiap hari. Namun, jumlah itu kini menyesuaikan dengan kehadiran siswa kelas XII yang tengah menjalani Praktik Kerja Industri (Prakerin).

“Ketika kelas XII kembali, jumlahnya akan kembali penuh. Kami sekolah pertama yang menerima MBG dalam jumlah terbanyak,” ujar Hanafi, Selasa (23/9/2025).Perlengkapan sekolah,
Namun SMKN 2 Trenggalek tidak pernah berhenti pada penerimaan. Mereka melangkah lebih jauh, membangun Budaya Industri 3+1—sebuah ikhtiar membentuk karakter generasi penerus yang tidak hanya terampil, tetapi juga beradab. Budaya ini terdiri dari empat nilai utama: rajin, bersih, rapi, dan efisien.

- Advertisement -

“MBG bukan sekadar makan. Ada pembelajaran di dalamnya. Bagaimana siswa menyelesaikan makan dengan tertib, mengembalikan ompreng, merapikan barang, dan menjaga kebersihan lingkungan. Semua itu bagian dari pendidikan karakter,” jelas Mas sur Hanafi.
“Untuk memastikan nilai-nilai ini terinternalisasi, dibentuklah Kelompok Kerja di setiap kelas, beranggotakan 17 siswa yang bertugas menjaga mekanisme distribusi MBG agar sesuai dengan semangat Budaya Industri 3+1.

“Distribusi harus efisien, budaya bersih dan rapi harus hadir. Ketika dilakukan setiap hari, itu menjadi pangkal tolak SMK dalam menciptakan budaya industri,” tegas Hanafi.

Dalam pengamatan selama sebulan terakhir, Hanafi melihat perubahan nyata. Siswa semakin disiplin, lingkungan tetap bersih, dan waktu belajar menjadi lebih efektif. Sebuah bukti bahwa pendidikan yang menyentuh aspek lahir dan batin akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian luhur budi pengerti.
(Iw)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *