Kota Pekalongan, MediaRCM.com – Para kader Bina Keluarga Balita (BKB) di Kota Pekalongan diminta memasifkan penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA). KKA adalah kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh orangtua dan tumbuh kembang anak. Hal ini terungkap dalam kegiatan Orientasi Penggunaan KKA yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) setempat, bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, berlangsung di Hotel Howard Johnson (Hojo) Pekalongan, Jumat (9/8/2024).
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah dari Pokja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Nitya Apranadyanti mengatakan bahwa, pentingnya Kartu Kembang Anak yang salah satunya adalah indikator serta untuk pencegahan stunting. KKA mencakup pengukuran pada aspek motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, tingkah laku sosial, menolong diri sendiri, kecerdasan, hingga komunikasi aktif sehingga perkembangan anak dapat terpantau dan jika terdeteksi ada gejala stunting maka orang tua segera memeriksakan anaknya ke Puskesmas.
“Tujuan kegiatan ini adalah sebagai upaya peningkatan kapasitas kader BKB, salah satunya terkait dengan penggunaan KKA untuk mengontrol perkembangan anak sesuai atau tidak dengan tahapan usianya. Selain itu, KKA ini untuk melengkapi buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang ada di posyandu, sehingga akan semakin lengkap dan terkontrol pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya,”terang Nitya.
Menurutnya, meskipun jumlah BKB di Jawa Tengah belum sebanyak posyandu, namun hampir semua desa/kelurahan sudah memiliki paling tidak satu atau dua BKB agar anak-anak balita di desa/kelurahan tersebut bisa terpantau perkembangannya. Harapannya, masyarakat yang memiliki balita bisa memberikan stimulasi yang tepat sesuai tahapan usianya.
“Jika ingin memberikan permainan, tidak hanya dititipkan ke PAUDnya saja atau dibiarkan orangtuanya ikut dengan kegiatannya sendiri. Tetapi, mereka tetap memberikan stimulasi kepada anaknya. BKB berperan dalam memberikan pengasuhan yang tepat kepada balita. Dengan kegiatan orientasi ini, para kader BKB bisa merefresh kembali cara pengisian KKA, mendorong keluarga-keluarga di Kota Pekalongan yang memiliki anak balita agar secara rutin datang ke Posyandu dan BKB agar anak-anak balita Kota Pekalongan bisa terpantau pertumbuhan dan perkembangannya serta terbebas dari masalah stunting,”harapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Kabid P2KB) pada Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Nur Agustina menyampaikan bahwa, kegiatan orientasi ini merupakan bentuk dukungan BKKBN Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan orientasi pembekalan BKB, Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Ketua TP-PKK se-Kota Pekalongan. Mereka diberikan materi terkait kasus perkembangan anak.
“Perkembangan anak yang dipantau sampai usia 5 tahun. Mengingat Kota Pekalongan saat ini masih berfokus dalam penurunan dan penanganan stunting, maka diharapkan lewat kegiatan ini bisa menjadi upaya deteksi dini agar saat ditemukan gangguan tumbuh kembang anak yang terlambat, maka bisa segera dirujuk ke puskesmas,”tutur Agustin.
Lanjut Agustin menambahkan, selain itu, BKB juga mendapatkan support dari BKKBN berupa BKB Kit Stunting untuk mereview pemanfaatan dan penggunaan sarana penyuluhan atau alat bantu penyuluhan yang berupa seperangkat alat permainan edukatif dan seperangkat media yang berisi materi yang dipergunakan kader untuk memberikan penyuluhan kepada keluarga yang mempunyai baduta agar meningkatkan penerapan pengasuhan 1000 (seribu) hari pertama kehidupan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting.
“Mereka juga mendapatkan materi terkait BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Stunting) supaya para kader ini bisa belajar mandiri untuk mendapatkan sertifikat dari Pemerintah Pusat. Untuk kader BKB, penggunaan KKA ini wajib sebagai bahan penyuluhan pendeteksian balita yang terindikasi, semua ada pertemuannya dan kami support selalu program dan kegiatan yang telah dilakukan BKB yang ada di Kota Pekalongan,”bebernya.
Ketua IPKB Jawa Tengah sekaligus Koordinator Lapangan BKB Kecamatan Pekalongan Barat, Wahyu menyambut baik adanya kegiatan orientasi bagi kader BKB ini. Dimana, di lapangan para kader membutuh support operasional dari semua pihak terkait.
“Sebab, kendalanya masih ada sebagian keluarga-keluarga yang memiliki balita yang bermasalah akan perkembangannya, enggan datang ke BKB karena alasan malu anaknya terdeteksi mengalami keterlambatan perkembangan. Jadi, kami harus melakukan jemput bola ke rumah-rumah orangtua yang memiliki balita yang mengalami keterlambatan perkembangan baik motorik halus, motorik kasar, dan lain-lain,”ujar Wahyu. (Adv/Kominfo)