PEKALONGAN KOTA, MEDIA RCM – Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih banyak terjadi dan perlu diatasi secara serius, termasuk di Kota Pekalongan. Keterlibatan peran dan sinergi semua pihak sangat diperlukan untuk mengatasi dan mempercepat penanganan masalah stunting ini. Hal ini disampaikan oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid saat melaunching 3 Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) secara serentak yakni Kelurahan Klego dan Kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur dan Kampung KB Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan. Launching ditandai dengan pelepasan balon dan pemberian SK kelurahan Kampung KB serta bantuan makanan gizi seimbang bagi calon pengantin (catin), ibu hamil dan bayi berisiko stunting, berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Rabu (7/6/2023).
Menurutnya, penurunan masalah stunting wajib dilakukan bersama-sama dari jajaran Pemkot Pekalongan, masyarakat, tokoh masyarakat terutama dari orangtua maupun calon pengantin yang mempunyai peran sangat besar dalam mempersiapkan masa kehamilan, tumbuhkembang anaknya, dan memberikan gizi yang seimbang. Terlebih, di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Ganjar Pranowo sudah memiliki program ‘Nginceng Wong Meteng’, dimana masyarakat diminta mengawasi dan memberikan perhatian yang lebih pada ibu-ibu hamil di sekitar lingkungan masing-masing.
“Permasalahan tunting masih menjadi perhatian di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, maupun Nasional. Kemarin juga Pak Gubernur Ganjar Pranowo telah mengumpulkan seluruh kepala desa di Jawa Tengah, salah satu penekannya adalah terkait mengatasi permasalahan stunting ini,” ucap Aaf, sapaan akrab Walikota Pekalongan tersebut.
Disampaikan Aaf, dibandingkan tahun lalu yang berkisar 20,6 persen, angka stunting Kota Pekalongan saat ini justru naik menjadi 23,1 persen. Sehingga, harus dievaluasi dan dimaksimalkan kembali segala upaya untuk menekan persoalan stunting ini.
“Melibatkan dari semua unsur baik pemerintah daerah, BKKBN juga terus mendorong, camat, lurah, tokoh masyarakat, organisasi pemberdayaan perempuan, TP-PKK, dan sebagainya harus terlibat supaya penurunan angka stunting di Kota Pekalongan ini bisa berhasil dan maksimal,” tegasnya.
Lanjutnya, pola asuh dan pola makan yang diberikan oleh orangtua sangat berpengaruh dalam tumbuhkembang anaknya. Pihaknya menyebutkan, dalam menekan kasus anak berisiko stunting sendiri, Kota Pekalongan sudah melakukan sejumlah upaya diantaranya pemeriksaan gratis minimal 4 kali selama masa kehamilan bagi ibu hamil di puskesmas agar jangan sampai janinnya mengalami pertumbuhan yang kurang normal karena sang ibu kurang gizi dan vitamin.
“Wanita yang mengalami anemia juga ternyata bisa berisiko melahirkan anak stunting. Selanjutnya, setelah bayi itu lahir, asi ekslusif harus diberikan, karena menurut penelitian, belum ada kandungan susu formula apapun yang lebih baik dari asi, dan memberikan asi ekslusif juga dinilai lebih murah, karena tidak perlu membeli susu formula. Disamping itu, Pemkot juga sudah menggalakkan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) untuk memberikan bantuan makanan bergizi pada bayi beresiko stunting, melaunching sejumlah Kampung Keluarga Berkualitas (KB), Jogo Tonggo Stunting sebagai upaya menekan angka stunting di Kota Pekalongan,” pungkasnya. (Rohman)