PSN Rempang Eco City Sangat Bagus Dijadikan Pusat Kegiatan Ekonomi

Reporter Redaksi 680 Views

Batam, Media RCM.com – Analisis Persepsi Masyarakat mengenai Pengembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam.

“Dalam kaitannya dengan potensinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di bagian Indonesia Barat, sebanyak 79,2 % responden yakin Bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City memiliki masa depan yang sangat baik dan akan berkembang pesat. Sebanyak 16,4 % berpendapat Bahwa proyek ini memiliki masa depan yang baik dan akan berkembang, Sementara sebanyak 4,4 % lainnya Pesimis terhadap potensi kawasan ini di masa depan,” kata Direktur Eksekutif, Laboratorium Suara Indonesia (LSI), Albertus Dino, S. Fil kepada wartawan, Rabu (19/2/2025).

- Advertisement -

“Persepsi ini diperkuat oleh sebanyak 79,7 % responden yang menyatakan bahwa proyek ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan ekonomi, dan sebanyak 78,2 % yang berpendapat Bahwa proyek ini juga cocok untuk dikembangkan sebagai Pusat kegiatan ekowisata. Selain itu, 87,6 % responden berkeyakinan Bahwa proyek ini akan merangsang Pertumbuhan dan Meningkatkan perekonomian daerah sekitarnya, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau,” tegas Albertus Dino.

“Dampak Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City terhadap kehidupan sosial masyarakat yakni salah satu perhatian utama responden dalam Survei ini adalah keterkaitan antara pengembangan Rempang Eco City dengan ketersediaan lapangan kerja.

Hasil survei menunjukkan sebanyak 78,8 % responden berpendapat bahwa keberadaan Rempang Eco City akan memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran sedangkan sebanyak 11,3 % responden berpendapat Bahwa proyek ini tidak akan berpengaruh terhadap dunia ketenagakerjaan dan sebanyak 10,4 % responden berpendapat Bahwa proyek ini akan berdampak buruk terhadap dunia ketenagakerjaan, seperti menyebabkan Eksploitasi buruh,” papar Albertus Dino.

“Sebanyak 409 responden Tidak setuju terhadap penggunaan tenaga kerja dari luar daerah sebagai karyawan di Rempang Eco City. Lebih lanjut, sebanyak 32,9 % responden berharap Bahwa proyek ini mampu menyerap minimal 50 % Tenaga kerja lokal,” tegas Albertus Dino.

“Terkait dengan syarat pendidikan bagi Tenaga kerja, pendapat responden bervariasi yakni sebanyak 21,1% Sangat setuju Bahwa Tenaga kerja di Rempang Eco City harus memiliki Pendidikan tinggi sedangkan sebanyak 13,4 % Setuju dengan persyaratan tersebut sementara sebanyak 40,6 % Kurang setuju dan sebanyak 24,9 % Tidak setuju,” papar Albertus Dino.

Mereka yang setuju menilai bahwa persyaratan tersebut dapat menjadi motivasi bagi individu, untuk meningkatkan Pendidikan dan Keterampilan.

“Terkait dampak terhadap lingkungan sebanyak 77,3 % responden berpendapat bahwa keberadaan Rempang Eco City Batam akan memperbaiki kualitas lingkungan dengan pelestarian alam, menjadikannya kota yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Sementara itu sebanyak 78,2 % responden mendukung proyek ini sebagai upaya pelestarian lingkungan sedangkan sebanyak 11,3 % berpendapat bahwa proyek ini tidak akan berpengaruh terhadap lingkungan dan sebanyak 7,6 % berpendapat bahwa proyek ini dapat menyebabkan kerusakan alam, seperti pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam,” pungkasnya.

“Ketika ditanyakan mengenai dampak proyek terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat sebanyak 74,7 % responden berpendapat bahwa proyek ini tidak mengganggu Budaya, Adat, Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat. Sedangkan sebanyak 14,1 % menjawab sedikit terganggu, namun tidak menjadi masalah dan sebanyak 11,2 % merasa terganggu,” ujar Albertus Dino.

“Terkait dampaknya terhadap pendapatan masyarakat sebanyak 27,2 % berpendapat bahwa pendapatan masyarakat akan meningkat drastis. Sementara sebanyak 50,2 % berpendapat bahwa pendapatan masyarakat akan meningkat secara bertahap. Sedangkan sebanyak 9,2 % berpendapat bahwa pendapatan masyarakat akan menurun. Dan sebanyak 13,4 % berpendapat bahwa proyek ini tidak akan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat,” paparnya.

“Sebanyak 77,4% responden setuju bahwa pengembangan Rempang Eco City akan berdampak positif terhadap taraf hidup masyarakat,” ucap Albertus Dino.

“Dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi masyarakat sebanyak 57,2 % responden percaya bahwa proyek ini akan mendorong pertumbuhan UMKM dan usaha kuliner. Kemudian sebanyak 58,1% responden berpendapat bahwa proyek ini akan meningkatkan harga hasil pertanian dan perikanan di sekitar Batam dan Kepulauan Riau sedangkan sebanyak 66,1% responden percaya bahwa proyek ini akan meningkatkan biaya hidup, sementara 33,9 % berpendapat sebaliknya. Dan sebanyak 80,1 % responden meyakini bahwa proyek ini akan menyebabkan kenaikan harga tanah,” ujarnya.

“Dukungan terhadap proyek Rempang Eco City survei menunjukkan bahwa sebanyak 79,1% rumah tangga di Pulau Batam mendukung pengembangan Rempang Eco City. sebanyak 11,2 % kurang atau tidak mendukung sedangkan sisanya tidak memberikan jawaban,” lanjut Albertus Dino.

“Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga di Kota Batam yang berjumlah 15.808 Rumah tangga berdasarkan Data sensus BPS tahun 2022. Sampel penelitian menggunakan metode judgement sampling, yaitu teknik purposive sampling di mana peneliti memilih sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang relevan,” paparnya.

“Jumlah responden sebanyak 1.680 rumah tangga, dengan Margin of Error +/- 2,21 % dan tingkat kepercayaan sebesar 95 %. Penelitian dilakukan selama 12 hari, mulai tanggal 2–14 Februari 2025,” terangnya.

“Survei ini dilakukan dan dibiayai secara swadaya oleh Laboratorium Suara Indonesia,” pungkas Albertus Dino.

Jurnalis : wit/ tim

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *