KOTA TEGAL,Media RCM.Com – Polres Tegal Kota menggelar Apel Patroli Keamanan Sekolah (PKS) dan Launching Jateng Zero Bullying. Kegiatan berlangsung di halaman Mapolres setempat, Jum’at (26/7/2024).
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan serta mengantisipasi terjadinya bullying di lingkungan sekolah.
Turut hadir dalam Apel ini Kepala Dinas Pendidikan Wilayah IX, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tegal, Kepala Sekolah SMU, SMK, MAN se Kota Tegal, perwakilan guru Bimbingan Konseling (BK) dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Kapolres Tegal Kota AKBP Rully Thomas, SH, SIK, MIK dalam sambutannya menyampaikan tentang sejarah singkat dari pada Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
Pada tanggal 5 Juni 1975, nama Polisi Keamanan Sekolah diganti menjadi Patroli Keamanan Sekolah. Hal ini untuk memperluas ruang lingkup dari pada tugasnya.
“Tugas utama PKS adalah mengatur lalu lintas di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Terutama untuk menyeberangkan siswa-siswi saat berangkat maupun pulang sekolah,” ungkap Kapolres.
Kapolres juga menyoroti maraknya kasus bullying di lingkungan pendidikan yang sering muncul baik di media online maupun media sosial. Hal inilah yang menjadi latar belakang pentingnya program Zero Bullying. Suatu program unggulan dari Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi, S.H, S.St.Mk. atau yang lebih terkenal dengan jargonnya Polisi Hadir.
Polda Jateng melalui polres jajaran, mendorong sekolah-sekolah untuk berperan aktif dalam pencegahan bullying dan kekerasan. Baik yang bersifat verbal maupun fisik karena dapat memberikan dampak negatif bagi anak muda atau pelajar.
“Kepada adik-adik anggota PKS, kalian merupakan orang terpilih untuk menjadi contoh atau dari suri teladan. Dan menjaga keamanan serta ketertiban lalu lintas di lingkungan sekolah,” tegas Kapolres.
Kapolres berharap, anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki kemampuan spiritual dan mental yang baik. Dan harus berkomitmen menjadi anak-anak yang tertib dan bertanggung jawab.
“Kita harus berkomitmen dan aktif untuk mencegah kekerasan dan perundungan atau bullying di lingkungan sekolah. Sehingga dapat terwujud lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi para siswa,” pungkasnya.
Herman