Penulis :Nanang Kuncahyo
RCM-TULUNGAGUNG-Kasus oknum anggota DPRD Tulungagung yang sempat viral di media sosial karena ulahnya yang diduga tak senonoh, kian menjadi perhatian serius di kalangan masyarakat. Pasalnya, kasus yang sempat menghebohkan warga Desa Joho Kecamatan Kalidawir itu belum diketahui oleh pihak partai.
Terbukti, dari hasil investasi beberapa wartawan pada pentolan PAN Tulungagung, yakni kasus yang memalukan itu tak semua diketahui partai. Hal tersebut yang disampaikan Ketua DPD PAN Tulungagung Effendi Nanang Yuniar disela-sela acara HUT PAN 2023.
“Jujur, Kami Baru Tahu Hari Ini. Kami juga berterimakasih karena telah diberi informasi, dengan begitu kami bisa menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan,” kata pria yang akrab dipanggil dengan sebutan mas Nanang ini.
Namun demikian, tambah pria berperawakan kalem ini, pihaknya bakal membangun komunikasi serta klasifikasi pada yang bersangkutan. “Intinya kami berusaha menyelesaikan masalah ini sebagai teman, dan semoga masalah tersebut segera bisa kelar,” harapnya
Padahal, seperti yang diberitakan Cahaya Baru kemarin (Sabtu 03/09, red) bahwa MB telah mengakui terkait kasus tersebut. Namun demikian, kalau MB hanya bercanda alias tidak ada upaya keinginan menyalurkan niat bejatnya.
Bahkan, menurut MB, masalah yang kini menjadikan WN merasa trauma cukup berat itu, yakni MB menganggap sudah selesai dikarenakan dirinya telah meminta maaf bila hal yang dilakukannya itu dianggap salah.
Namun, sungguh ironis, saat dikonfirmasi beberapa wartawan, yakni MB ini mewanti-wanti untuk tidak menulis masalah tersebut. Ada apakah dibalik semua ini?
”kan saya sudah meminta maaf, dan kalau berbicara dirugikan, kami malah merasa dirugikan karena vidio diunggah di medsos,” kata MB seraya mengatakan rencananya bakal melaporkan ke polisi, mengingat dirinya masih ada hubungan keluarga maka niat itu ia urungkan.
Sementara itu, Tohari, adik kandung WN pada saat menceritakan masalah yang dialami kakaknya itu terlihat gusar. Mungkin itu ekspresi rasa kecewanya pada oknum anggota DPRD yang dianggap kelewat batas. Apalagi saat dihubungi via WhatsApp usai kejadian, MB tak kunjung segera melakukan permintaan maaf pada kakaknya maupun keluarganya.
“Jujur, secara pribadi sangat kecewa ketika dia saya hubungi lewat WhatsApp hanya dibaca dan itu terkesan meremehkan,” kata Tohari dengan nada menggebu-gebu.
Tohari juga menceritakan, rasa kecewanya itu diluangkan saat BN bersama istri usai acara tahlilan pun tak bisa terbendung. Bahkan, ucapan mengumpat yang dilontarkan langsung kepada BN sering kali ia ucapkan.
“Kata jancuk dan asu dengan nada tinggi yang saya tujukan pada dia itu sering kali keluar dari mulut saya, dan itu wujud rasa kecewa saya mas. Apalagi kalau ada kata dia yang mau melaporkan kakak saya, jangan asal omong dan kalau itu memang benar justru saya lebih suka,” ungkap Tohari dengan mimik serius.