mediaRCM | Jepara – Yayasan Praja Hadipuran Manunggal, bertempat di Pendopo Ngetuk Garden atau Joglo Pinunggul Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Sabtu pukul 14.00 – selesai (26/10/2024) mengadakan acara Launching Buku Wayang Dupara Lakon Ratu Kalinyamat dan Opening Klithikan Setu Legi.
Rangkaian acara rencananya akan diadakan dari hari Sabtu – Minggu (26-27/10/2024) dimulai hari Sabtu launching buku dan pertunjukan musik campursari New Loka Budaya Sukodono. Minggu, pukul 07.00 WIB senam sehat semangat, lomba mewarnai, belajar melukis bersama, dan puncak acara live music closing klithikan oktober.
Dalam acara Launching Buku Wayang Dupara Lakon Ratu Kalinyamat ini dihadiri langsung oleh penulisnya Riyadi Setyawan. Hadir juga Nyi Sri Lestari dalang perempuan dari Pengging Boyolali yang pada tanggal 16/9/2023 mementaskan pagelaran wayang kulit “Dupara” dengan lakon “Ratu Kalinyamat” di Pendopo Kabupaten Jepara saat “Kirab Pisowanan Grebeg Mulud”, Imam Subhi Wakil Ketua Komisi C DPRD Jepara, Forkopimcam Tahunan, perwakilan Disparbud dan Diskarpus Jepara, Petinggi Desa Ngabul, Petinggi Desa Semat, KRA Bambang Setiawan Adiningrat, Ketua Pakasa Cabang Jepara, KRT Anam Setyonagoro Ketua Yayasan Praja Hadipuran Manunggal, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Jepara, Ki Hendro Suryo Kartiko, Pakasa Jepara, perwakilan DPD MATRA Jepara, pedagang klithikan, kelompok UMKM Estu Barokah, serta penggiat seni dan budaya.
Dalam sambutannya KRT Anam Setyonagoro berpesan kepada DPRD Kabupaten Jepara agar bisa membuat Perda tentang Pemajuan Kebudayaan Jepara.
“Tentang anggaran kegiatan ini, sepenuhnya didanai secara swadaya dan mandiri dari Yayasan Praja Hadipuran Manunggal,” ungkap KRT Anam Setyonagoro.
Ia berharap,” Jangan sampai Kabupaten Jepara tertinggal dalam pelestarian budaya,” harapnya.
KRT Anam Setyonagoro melanjutkan bahwa,” Peluncuran buku ini merupakan wujud sumbangsih adat tradisi catatan mendukung kebudayaan yang ada di Jepara dan kami mengusulkan kepada Pemkab Jepara untuk menjaga warisan budaya tak benda dan cagar budaya melalui Perda Pemajuan Kebudayaan,” imbuhnya.
Imam Subhi dalam sambutannya mewakili Ketua DPRD Jepara Agus Sutisna berujar bahwa pentingnya sinergitas antara pelaku kebudayaan dengan berbagai pihak dalam rangka menjaga, melestarikan, dan mengembangkan pelestarian seni budaya kepada generasi penerus.
“Acara ini luar biasa karena negara besar tidak mungkin lepas dari warisan seni dan budaya yang dijaga dan dilestarikan. DPRD Jepara mengapresiasi kepada semua pihak atas peran sertanya ikut menghadiri acara ini yang bertujuan mendukung pelestarian kekayaan seni budaya,” cetusnya.
Sholehan Petinggi Desa Ngabul dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Pendopo Ngetuk Garden Desa Ngabul atau Joglo Pinunggul mempunyai konsep gabungan 3 budaya yaitu Arab, Cina, dan Jawa melalui simbol-simbol yang ada.
“Dan Desa Ngabul adalah gerbangnya Jepara, kita tidak lupa dengan budaya yang ada di desa,” ungkapnya.
Sedangkan Nuril Abdillah Camat Tahunan berujar bahwa tugas bersama kita dalam rangka mempertahankan kebudayaan dan Jepara bisa menjadi pusat pengembangan kebudayaan.
Selanjutnya, dalam acara peluncuran buku Wayang Dupara Lakon Ratu Kalinyamat oleh Riyadi Setyawan selaku penulis menjelaskan kalau Wayang Dupara menceritakan sejarah mulai babat Majapahit hingga Mataram.
“Pelestarian seni budaya sangat fundamental untuk menjaga generasi kita mengenal warisan seni budaya dari para leluhur, termasuk kekayaan kesenian wayang yang banyak jenisnya, salah satunya Wayang Dupara disamping wayang kulit dan jenis wayang lainnya,” jelasnya.
“Ratu Kalinyamatan yang sudah ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia merupakan tokoh perempuan Jepara yang gagah berani mengusir penjajah. Dan pada saat itu, Ratu Kalinyamat memiliki armada angkatan laut yang ditakuti oleh penjajah Portugis dengan menyerang ke Johor, Malaka, dan Ambon,” ceritanya.
Riyadi Setyawan menambahkan kalau kehadirannya di Jepara ini, atas peran KRA Bambang Setiawan Adiningrat yang sangat peduli atas pelestarian seni budaya. Ia sebelumnya menceritakan pengalaman dan perjalanan panjangnya di dunia pendidikan, menulis, dan berkesenian sejak di bangku SMK hingga menyelesaikan pendidikan di ISI Surakarta.
Acara diakhiri penyerahan buku kepada Forkopimcam Tahunan dan tamu undangan lainnya. Kemudian malam harinya dilanjutkan pertunjukan musik campursari oleh New Loka Budaya Sukodono yang mengkolaborasikan seni karawitan.