Kisah Prihatin Sang Gadis Kecil Penderita Cerebral Palsy Dan Bibir Sumbing

Reporter ByURL 150 Views

TANGGAMUS Media RCM – Bocah 9 tahun dari pasangan Gunawan (38) dan Herawati (37) dengan kondisi memprihatinkan bernama Sella, warga Pekon Way Panas Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus alami penyakit bibir sumbing dan lumpuh otak (cerebral palsy) diperparah dengan penyakit paru-paru.

Dengan kondisi penyakit tersebut, tubuhnya memiliki berat sekitar beberapa kilogram, sebab tidak berkembang. Kedua kakinya juga sudah melengkung dan hanya dapat tergolek lemah berbantal tempat yang tidak layak, sebab ayah dan bundanya tak dapat membelikan kursi roda yang layak.

- Advertisement -

Ditengah kondisi yang memprihatinkan tersebut, orang tuanya Gunawan (38) dan Herawati (37) yang hanya mampu merawat putrinya dengan sederhana, bahkan kadang menitipkan Sella ditempat keluarganya ketika mereka harus mengais rezeki untuk penghidupan sehari-hari.

Ditemui sepulangnya usai bertani, tampak tangan kanan Herawati selaku sang bunda membawa sebuah ember berisi peralatan tani dan ditangan kiri berbalut gendongan kain Sella berada di pelukannya.

Tak terlihat mengeluh, Herawati begitu menyayangi buah hatinya, ia tampak ikhlas merawat titipan Allah SWT terhadapnya walaupun ditengah kondisi ekonomi yang sulit bahkan rumahpun hanya menumpang kepada sang kakak sebab keuanganya selalu habis untuk berobat sang putri.

Herawati Sang ibunda dalam keterangannya, mengaku bahwa putrinya lahir saat mereka merantau di Provinsi Riau, sembilan tahun lalu dengan kelahiran normal dan mulanya sudah terlihat kelainan pada bibir sumbingnya.

“Kalau lahirnya normal, walaupun agak susah dan langsung dirawat selama seminggu dengan vonis paru-paru,” kata Herawati, Senin 27 Maret 2023.

Herawati menyebut, awalnya menduga hanya bibir sumbing yang diderita, namun lama kelamaan putrinya tidak dapat melakukan aktifitas apapun.

“Sehari-harinya ya hanya bisa tergolek, makanpun harus sangat lembut agar masuk ke mulutnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa ia aslinya dilahirkan di Pekon Way Panas, namun setelah menikah dengan Gunawan mereka merantau ke berbagai tempat. Yang kemudian setahun terakhir kembali ke Pekon Way Panas dengan KTP yang masih dalam proses perbaikan.

“Disini sejak bulan puasa lalu, untuk KTP sudah ada cuma kemarin ada perbaikan NIK tapi belum keluar,” imbuhnya.

Diakhir keterangannya, Herawati mengaku hanya pasrah dengan kondisi anaknya maupun ekonominya. Namun demikian ia tidak akan menampik jika ada bantuan terhadap keluarganya.

“Ya bagaimana, saya sudah pasrah. Harapannya ada yang menolong soalnya mau kontrol juga sakit paru-paru. Setidaknya batuknya bisa segera hilang,” tutupnya.

Sementara itu, menurut keterangan Kakon Way Panas, Hadi Barto bahwa sejak kedatangan Gunawan dan Herawati yang memiliki anak dengan penyakit tersebut telah memonitoring, juga berupaya memberikan bantuan-bantuan yang meringankan.

“Mereka merupakan warga baru. Sebab dulunya sering merantau,  baru kembali ke Way Panas. Kalo kelahiran ibunya di sini, setelah bersuamikan Gunawan warga Ulu Belu,” kata Hadi Barto.

Kakon Hadi Barto menambahkan, bahwa untuk identitas kependudukan telah disyaratkan agar pindah, dan baru-baru ini kependudukannya masih dalam proses sebab adanya perbaikan data.

“Harapan kedepannya, semaksimal mungkin, berupa untuk membantu perobatan anak beliau, bagaimanpun caranya agar dapat sehat,” tegasnya.

( Kurdi)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *