Ketika Lomba Jadi Drama: Evaluasi Kekecewaan di Balik Lomba Desain Monumen Ratu Kalinyamat

#RatuKalinyamat #KabupatenJepara #DPUPRJepara

Reporter Media RCM JATENG 5 Views

mediaRCM | Jepara – Minggu, 22 Desember 2024.

Oleh: Ratu Andayani ODGY Unity

- Advertisement -

Lomba Desain Monumen Ratu Kalinyamat adalah sebuah ajang yang seharusnya menjadi momen kolaboratif antara kreativitas peserta dan panitia dalam merayakan sosok Nyi Mas Ratu Kalinyamat, seorang tokoh bersejarah yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah Jepara. Sebagai peserta, kami membawa harapan besar untuk terlibat dalam proses penghormatan ini. Namun, apa yang seharusnya menjadi sebuah kompetisi yang bermakna malah berujung pada kekecewaan yang mendalam. Dalam tulisan ini, kami berusaha mengevaluasi permasalahan yang muncul serta memberikan saran konstruktif demi perbaikan di masa mendatang.

Permasalahan

Sebagai peserta yang turut serta dalam Lomba Desain Monumen Ratu Kalinyamat, kami merasa perlu memberikan evaluasi yang konstruktif terkait pelaksanaan acara ini. Harapan besar yang kami bawa sebagai peserta untuk berkontribusi dalam merancang monumen yang merepresentasikan sosok Nyi Mas Ratu Kalinyamat ternyata berujung pada kekecewaan karena keputusan panitia yang menyatakan bahwa “tidak ada pemenang” tanpa penjelasan yang jelas dan terperinci.

Ketidakjelasan Kriteria Penilaian

Panitia menyatakan bahwa tidak ada desain yang memenuhi kriteria, namun kriteria tersebut tidak pernah dijelaskan secara terperinci sejak awal lomba hingga tahap evaluasi. Peserta hanya diberikan pedoman umum tanpa penjabaran teknis maupun estetika yang diharapkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah representasi visual Nyi Mas Ratu Kalinyamat yang diajukan peserta tidak sesuai dengan harapan? Atau apakah ada aspek teknis yang menjadi kendala? Minimnya transparansi ini memberikan kesan bahwa penilaian dilakukan secara subjektif tanpa prosedur yang profesional.

Minimnya Apresiasi untuk Peserta

Setiap peserta telah menginvestasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menghasilkan desain terbaik. Namun, kontribusi tersebut tampaknya tidak mendapat apresiasi yang layak. Tidak adanya sertifikat formal, momen penghormatan seperti foto bersama pejabat, atau bahkan evaluasi umum terhadap karya peserta, mencerminkan kurangnya penghargaan terhadap usaha peserta. Acara yang digelar lebih menyerupai pertunjukan hiburan dengan mayoritas penonton adalah pelajar SMA, sehingga lomba yang menjadi inti acara justru terpinggirkan.

Baca Juga:  Rencana Pembukaan Rute Penerbangan Baru ke Bandara Dewadaru Karimunjawa

Fokus yang Tergeser

Alih-alih menjadikan karya desain sebagai pusat perhatian, acara malam penghargaan didominasi oleh hiburan yang tidak berkaitan langsung dengan tema lomba. Hal ini mengaburkan esensi acara dan menimbulkan kekecewaan bagi para peserta yang datang dengan harapan besar untuk melihat apresiasi terhadap karya mereka.

Saran dan Harapan

1. Transparansi Kriteria Penilaian: Di masa depan, panitia perlu memberikan penjelasan mendetail tentang kriteria lomba. Jika memang desain peserta tidak memenuhi ekspektasi, berikan evaluasi yang jelas agar peserta memahami kekurangannya dan bisa memperbaiki di masa depan.

2. Apresiasi Peserta: Setiap peserta adalah bagian penting dari sebuah lomba. Apresiasi sekecil apa pun, seperti foto bersama pejabat atau penghargaan simbolis, dapat memberi makna besar dan semangat bagi para peserta.

3. Fokus pada Esensi Acara: Acara bertajuk Lomba Desain Monumen Ratu Kalinyamat seharusnya menonjolkan karya-karya peserta. Pentas hiburan hanya menjadi pelengkap, bukan inti acara.

Kami berharap evaluasi ini dapat menjadi masukan yang membangun untuk pelaksanaan lomba di masa mendatang, agar esensi acara benar-benar terwujud dan semua pihak merasa dihargai. Nyi Mas Ratu Kalinyamat adalah simbol besar yang patut mendapatkan penghormatan, begitu pula dengan usaha kami yang telah berusaha menggambarkan sosok beliau melalui karya desain.

Penutup

Lomba Desain Monumen Ratu Kalinyamat seharusnya menjadi ajang yang tidak hanya mengapresiasi kreativitas, tetapi juga merepresentasikan penghormatan terhadap sosok Nyi Mas Ratu Kalinyamat. Namun, pelaksanaan yang kurang transparan, minim apresiasi, dan kehilangan fokus pada esensi acara telah menodai tujuan tersebut.

Melalui evaluasi ini, kami berharap panitia lomba dapat mengambil langkah perbaikan di masa depan. Transparansi dalam kriteria penilaian, penghargaan yang layak untuk setiap peserta, dan pengembalian fokus acara pada esensi lomba adalah hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan. Dengan demikian, ajang seperti ini dapat benar-benar menjadi wadah yang bermakna bagi peserta sekaligus menghormati simbol besar seperti Nyi Mas Ratu Kalinyamat.

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *