Sumbawa Besar|NTB, Warga kampung banjir desa moyo kecamatan moyo hilir adalah salah satu dari sekian banyaknya TKI yang menjadi korban dari mafia perdagangan manusia ke timur Tengah (Human trafficking).
Sekitar tanggal 15 Januari tahun 2023 Dani di berangkatkan ke timur Tengah untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) oleh Oknum Sponsor tenaga kerja di Sumbawa, yang kebetulan Oknum Sponsor tersebut saat ini menjabat sebagai ketua Aspataki PMI Sumbawa,
Demi meraup keuntungan yang banyak, Dani warga kampung banjir yang direkrut oleh Istri H Sul, yang beralamat di BTN olat rarang kecamatan labuan badas, Dani di janjikan akan di pekerjakan sebagai sopir sabco atau sopir bus madrasah. Namun sangat di sesalkan Dani malah di pekerjakan sebagai penggembala kambing di algasim Arab Saudi.
Berdasarkan Moratorium tahun 2015 keputusan menteri tenaga kerja nomor 260 tahun 2015 tentang penghentian dan pelarangan penempatan TKI pada pengguna perseorangan di negara-negara kawasan timur Tengah. Namun sangat di sayangkan moratorium atau keputusan menteri ketenagakerjaan nomor 260 tahun 2015 tersebut tidak berarti apa-apa bagi para Mafia penyalur tenaga kerja ilegal tersebut. Hal ini di buktikan dengan masih banyaknya terjadi perekrutan tenaga kerja yang di lakukan oleh para Mafia Human trafficking yang seolah – olah mereka kebal hukum.
Ros orang tua korban menuturkan kepada media ini, “Anak saya Dani di rekrut oleh calo/sponsor yaitu istri H.Sul yang saat ini tinggal di BTN olat rarang, Menurutnya, istri H. Sul saat itu menyampaikan bahwa ada job sebagai sopir Sabco atau sopir bus madrasah dengan uang storan sebesar Rp 17000000 ucapnya. (5/4/23).
Lanjut ros selain dari uang 17 juta tersebut dia juga memberikan uang kepada istri H.Sul sebesar 5 juta kemudian setelah selesai pembuatan pasport diapun di minta uang sebagai biaya tambahan sehingga jumlah keseluruhan uang atau biaya yang dikeluarkan oleh Ros orang tua Dani sebesar 25 juta rupiah. Tuturnya.
Sungguh menyayat hati dengan banyaknya uang yang di keluarkan oleh orang tua Dani untuk mendapatkan pekerjaan seperti apa yang di janjikan oleh istri H.Sul ketua Aspataki Sumbawa, sebagai sopir bus madrasah ternyata hanya sebuah mimpi belaka karena Dani ternyata menjadi penggembala kambing di Al gasim Arab Saudi.
Nasib Dani warga kampung banjir desa moyo kecamatan moyo hilir saat ini belum di ketahui keadaan yang sebenarnya karena menurut Ros orang tua Dani, sudah tidak lagi menjadi penggembala kambing dan informasi terkahir dari Dani sendiri ia bekerja secara pindah – pindah.
Ibarat sudah jatuh ketimpa tangga itulah yang di rasakan oleh orang tua Dani, sudah di mintai uang, anaknya pun terlantar di negeri orang dan iapun berharap kepada Oknum sponsor, agar anaknya dapat dipulang dalam keadaan selamat. Selain itu juga berencana akan segera membuat laporan resmi ke polres Sumbawa, apabila tidak di perhatikan anaknya oknum sponsor tersebut,
Dengan banyaknya kejadian demi kejadian yang menimpa beberapa warga Sumbawa, serta masih segar di ingatan kita beberapa minggu yang lalu pemerintah telah memulangkan beberapa TKI ilegal asal Sumbawa yang pada saat ini kasus nya sedang di tangani oleh polda NTB. Akankah praktek ilegal seperti ini kita biarkan atau kita semua tutup mata, lantas di mana perannya dinas Tenaga kerja kabupaten Sumbawa, dan perannya APH dalam memberantas praktek ilegal seperti ini dan begitu juga peran serta imigrasi kabupaten Sumbawa agar betul – betul selektif dalam proses pembuatan paspor, agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan pasport. (Aa)