Pekalongan, MediaRCM.com – Dinas Kesehatan setempat bersama Rumah Sakit Budi Rahayu memberikan sertifikat selesai pengobatan atau kesembuhan bagi pasien Tuberkulosis Resistensi Obat (TB RO) kepada 8 orang yang berdomisili dalam dan luar Kota Pekalongan, Kamis (5/9/2024).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Pengawas dan supervisor TB setempat, Indayah Dewi Tunggal saat ditemui pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa TB dibagi menjadi 2 yaitu TB Sensitif Obat (SO) yang dapat diobati selama 6 bulan di puskesmas dan TB Resisten Obat (RO) yang perlu pengobatan selama 2 tahun yang bisa dilakukan di RS Budi Rahayu dan RSUD Bendan.
“Hari ini ada yang selesai pengobatan sejumlah 8 orang ada yang dari dalam dan luar Kota Pekalongan, jadi 2 rumah sakit kami melayani pasien TB RO dalam maupun luar Kota Pekalongan asalkan pasien mau berobat akan kami terima,” bebernya.
Dijelaskan Indayah bahwa penyakit TB RO dan SO bisa sembuh asalkan pasien melakukan pengobatan sesuai dengan kondisi dan aturan dokter. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa selain diobati selama 2 tahun, ada pengobatan baru untuk pasien TB RO selama 6 bulan, akan tetapi ada kriteria tertentu dan harus melalui pemeriksaan antara lain kondisi pasien bagus tidak ada komorbid seperti diabetes, hipertensi ataupun lainnya.
“TB RO ini adalah TB yang kebal obat, mereka yang sudah pernah pengobatan dan tertular lagi sehingga kumannya tebal atau belum pernah sakit tetapi tertular kuman kebal. Harapan kami masyarakat apabila ada batuk paling tidak 2 minggu segeralah periksa ke layanan faskes di Kota Pekalongan untuk dicek dahak menentukan apakah TB atau bukan, jika TB apakah sensitif atau resisten obat, dan jangan lupa selalu gunakan masker jika batuk,” katanya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RS Budi Rahayu, dr. Laurenz Lolly menjelaskan bahwa sertifikat ini diberikan kepada pasien TB RO yang sudah dinyatakan sembuh dan menyelesaikan pengobatan, sebelum menerima sertifikat pasien akan melewati pemeriksaan klinik, uji resistensi berulang-ulang dan benar-benar negatif TB RO.
“Jangan sampai tertular kembali karena resiko yang ditimbulkan akan lebih parah, harapannya mereka dapat menjadi kepanjangan tangan kami untuk memberikan penyuluhan di lingkungan mereka, bagaimana mereka bisa melewati pengobatan selama 2 tahun dan sembuh tanpa keluhan apapun kembali sehat lagi, semoga mereka bisa memberikan motivasi kepada masyarakat sekitar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ira Septiawati, Ketua Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kota Pekalongan menuturkan bahwa pihaknya senantiasa memberikan pendampingan pasien menggunakan layanan individu. Petugas pendamping pasien TB RO disebut Pasien Suporter (PS), mereka akan melakukan pendampingan dari awal pengobatan sampai sembuh. Ira menyebutkan bahwa jumlah petugas PS berjumlah 4 orang dan kader TB pendamping TB SO sebanyak 38 orang di Kota Pekalongan.
“Ketika awal diagnosa baseline si pasien, nanti akan ada ada petugas kami mendatangi ke rumah pasien untuk menanyakan apakah pasien mau berobat ke rumah sakit kemudian akan didampingi sampai sembuh. Diharapkan angka TB RO di Kota Pekalongan menurun, karena sampai saat ini cukup meningkat TB RO ada 15 domisili Kota Pekalongan belum lagi yang diluar Kota Pekalongan, mudah-mudahan Kota Pekalongan bisa terbebas dari TB,” tukasnya. (Adv/Kominfo)