ASOSIASI PESANTREN NU DUKUNG PROGRAM MBG PRESIDEN DAN TOLAK FOOD TRAY IMPOR CHINA YANG MENGGUNAKAN MINYAK BABI

Reporter Media RCM DKI 65 Views

ASOSIASI PESANTREN NU DUKUNG PROGRAM MBG PRESIDEN DAN TOLAK FOOD TRAY IMPOR CHINA YANG MENGGUNAKAN MINYAK BABI

Jakarta, 17 September 2025, Mediarcm.com – Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan dukungan penuh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden dalam rangka memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menuju Indonesia Emas 2045.

Dukungan tersebut juga disertai sikap tegas menolak penggunaan food tray impor asal Chaoshan, China, yang dalam proses produksinya terbukti menggunakan campuran minyak babi.
Hal ini terungkap dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Penguatan dan Percepatan Program MBG dalam Rangka Menjamin Aspek Kehalalan Produk Pangan dan Barang Gunaan, yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 29 Agustus 2025 di Jakarta.

Acara tersebut dihadiri perwakilan MUI, Badan Gizi Nasional (BGN), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Asosiasi Produsen Wadah Makan Indonesia (APMAKI), serta Asosiasi Produsen Alat Dapur dan Makan (ASPRADAM). Dalam forum itu, dipaparkan bukti dokumen, penjelasan, dan video proses produksi food tray di China yang menggunakan lemak babi sebagai pelumas dalam proses pencetakan.

- Advertisement -

Ustaz WAFA RIANSAH WAKIL SEKERTARIS RMI NU DKI, yang turut hadir dan melakukan investigasi langsung ke China pada 19 Agustus 2025, menjelaskan bahwa pihaknya menyaksikan sendiri penggunaan minyak hewani berbasis lemak babi dalam proses produksi tersebut. “Kami sudah membawa sampel untuk diuji di laboratorium, termasuk di Sucofindo, Singapura, hingga China. Hasilnya menunjukkan adanya penggunaan minyak babi dalam proses produksi,” tegasnya.

Menindaklanjuti temuan itu, MUI mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting, di antaranya:
Mendukung penuh Program MBG sebagai investasi gizi dan penyiapan generasi masa depan.
Menjamin seluruh rantai pasok, baik pangan maupun barang gunaan, memenuhi standar halal.
BSN dan BPOM menekankan aspek thayyib (keamanan pangan dan peralatan).

Memperkuat koordinasi lintas Kementerian, Lembaga, dan pelaku usaha.
Mengantisipasi potensi kegaduhan publik terkait isu kehalalan MBG, Jika ditemukan produk tidak halal, pemerintah wajib segera menarik dan menghentikan peredarannya, Memastikan seluruh barang gunaan dalam program MBG, termasuk food tray, memenuhi standar halal.

Ketua Asosiasi Produsen Wadah Makan Indonesia, Yopi, menambahkan bahwa pihaknya tidak menolak impor, namun menekankan pentingnya mengutamakan produksi dalam negeri yang sudah memiliki sertifikasi halal. “Kami mendukung penuh program MBG. Namun jangan sampai kebutuhan besar ini mematikan produsen lokal yang sudah tersertifikasi halal. Utamakan produksi dalam negeri, sisanya boleh dipenuhi impor, asalkan jelas halal dan food grade,” ungkapnya.

Asosiasi Pesantren NU menegaskan, isu kehalalan bukan sekadar label, tetapi menyangkut keyakinan dan keselamatan generasi penerus bangsa. “Pesantren mendukung MBG, namun menolak keras produk impor yang prosesnya melibatkan unsur haram. Pemerintah harus memastikan standar halal dan thayyib benar-benar dijalankan,” tutup pernyataan bersama tersebut.

(*Red Dessi Natalia.T)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *