AJB Inisiasi Normalisasi Sungai Kelian, Warga Bangkitkan Ekonomi dan Lawan Stigma Ilegal

Reporter Media RCM DKI 305 Views

AJB Inisiasi Normalisasi Sungai Kelian, Warga Bangkitkan Ekonomi dan Lawan Stigma Ilegal

Kutai Barat, 22 Februari 2025 –Mediarcm.com Ketua Umum Aliansi Jurnalis Bersatu (AJB), Andi Mulyati Pananrangi, SE, yang juga Ketua Umum Aliansi Wartawati Indonesia dan Pimpinan Redaksi Media Nasional Sorot Keadilan, turun langsung ke Sungai Kelian Dalam, Kecamatan Tering, Kutai Barat (Kubar), untuk melihat kondisi lingkungan akibat aktivitas perusahaan yang diduga telah meninggalkan sisa material di hulu sungai.

- Advertisement -

Berdasarkan laporan warga, sisa material tersebut hanyut terbawa arus hingga ke hilir, menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai. Dampaknya, saat hujan deras, debit air meningkat dan mengalir ke pemukiman warga, menimbulkan ancaman banjir.

Melihat kondisi ini, AJB mendukung dan menginisiasi gerakan normalisasi sungai, sebagai langkah pemulihan lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Kami akan menggandeng berbagai pihak, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Sumber Daya Air, serta instansi terkait lainnya, untuk bersama-sama mencari solusi terbaik bagi masyarakat,” ujar Andi.

Selain itu, Andi juga menyampaikan apresiasi kepada aparat keamanan. “Terima kasih kepada Wakapolda Kaltim, Kapolres Kubar, serta jajarannya, yang telah menerima tim AJB dan berdiskusi terkait isu lingkungan serta nasib kelompok tani di Kelian Dalam,” tegasnya.

Perwakilan warga, Darno, menjelaskan bahwa mendulang emas merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Kelian Dalam. Namun, belakangan muncul tuduhan bahwa kegiatan tersebut ilegal, yang menurutnya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk meraup keuntungan pribadi dengan mengorbankan warga.

“Mendulang emas dulu bisa dilakukan secara manual. Namun, dengan perubahan iklim, metode tradisional atau menggunakan alat sedot sudah tidak efektif,” ujarnya.

Menurut Darno, tuduhan bahwa ada pengusaha yang menguasai alat berat dalam aktivitas tersebut tidak sepenuhnya benar. Faktanya, warga sendiri yang menyewa alat berat dengan modal pribadi.

“Mereka rela menjual ternak, bahkan ada yang meminjam ke rentenir untuk mendanai penyewaan alat berat. Tujuan utama mereka bukan sekadar mencari emas, tapi untuk normalisasi sungai yang semakin dangkal,” jelasnya.

Darno menegaskan bahwa AJB memberikan pendampingan dan pengayoman kepada warga dalam menjalankan program normalisasi Sungai Kelian. Selain untuk mencegah banjir dan memperbaiki ekosistem, program ini juga diarahkan untuk:

✅ Pengembangan sektor perikanan, sebagai sumber ekonomi baru bagi warga.
✅ Pembuatan tanggul dan kolam ikan, guna mendukung program ketahanan pangan.
✅ Menyiapkan infrastruktur sungai agar kembali bisa dilewati perahu ketinting.

“AJB memberikan edukasi dan wawasan kepada warga, agar mereka tidak hanya mengandalkan emas, tetapi juga memanfaatkan sungai untuk pemberdayaan ekonomi secara berkelanjutan,” kata Darno.

Menariknya, normalisasi ini juga memberikan efek domino. Dengan pengerukan sungai, aliran air menjadi lebih dalam, yang justru mempermudah masyarakat mendulang emas dengan cara tradisional.

Agar upaya normalisasi ini berjalan terstruktur, AJB bersama warga membentuk Kelompok Tani “Merah Putih”, yang kini sedang dalam proses pembuatan Akta Notaris.

Dari total panjang Sungai Kelian sekitar 20-23 km, saat ini 5 km menjadi fokus utama normalisasi, terutama pada titik-titik yang mengalami pendangkalan.

“Kami tidak asal mengeruk. Fokusnya hanya pada titik yang sudah dangkal dan berpotensi menyebabkan banjir. Tujuan utamanya adalah mengembalikan kontur alami sungai, sehingga warga bisa memanfaatkannya secara berkelanjutan,” tambah Darno.

Meskipun sempat terhenti selama Desember 2024 hingga Januari 2025, program normalisasi yang dimulai pada November 2024 telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

✅ 1 unit mobil ambulans kampung berhasil didanai secara swadaya.
✅ Pembangunan pondasi rumah Lamin Adat sebagai pusat kegiatan budaya.
✅ 1 unit rumah untuk posko kesehatan guna meningkatkan layanan medis warga.

Selain itu, perputaran ekonomi di Kampung Kelian Dalam meningkat drastis.

“Dulu, pedagang yang datang ke kampung ini sering pulang dengan dagangan yang masih penuh. Sekarang, kebutuhan pokok yang mereka bawa selalu habis terjual,” ungkap Darno.

Darno berharap Pemerintah Kabupaten, Provinsi, hingga Pusat tidak menutup mata terhadap upaya yang sudah dilakukan masyarakat.

“Warga Kelian Dalam sudah berusaha bangkit sendiri, tapi mereka tetap butuh perhatian pemerintah. Kami berharap ada dukungan lebih lanjut agar kampung ini tidak lagi terisolasi,” tegasnya.

Program normalisasi Sungai Kelian Dalam bukan hanya soal perbaikan lingkungan, tetapi juga strategi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Dengan sinergi antara masyarakat dan AJB, Kelian Dalam kini perlahan bangkit menuju masa depan yang lebih cerah.

(*Red Dessi natalia.T)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *