Proyek Jalan Banyumas-Way Kunir Pringsewu Diduga Syarat Rekayasa

Reporter Redaksi 550 Views

Pringsewu, Media RCM.com – Pengerjaan proyek ruas jalan Banyumas-Way Kunir di Kabupaten Pringsewu, Lampung, yang dikerjakan oleh PT Bumi Lampung Persada (BLP), diduga mengalami syarat rekayasa.

Hal itu terungkap dari laporan sejumlah masyarakat setempat yang menemukan adanya pengoplosan Base A yang dicampur dengan semen. Kasus ini muncul pada hari Kamis (18/12/2025) dan segera menimbulkan kecurigaan soal kwalitas proyek yang menelan anggaran puluhan miliar rupiah.

Pencampuran Base A dengan semen dilakukan mulai dari titik STA 0 hingga kurang lebih STA 600 meter. Base A yang diduga tidak memenuhi spesifikasi dioplos dengan semen yang dihamparkan, sehingga terlihat berwarna putih mirip tanah liat.

Saat ini, Base A yang dinilai jelek dioplos bersama Base A yang bagus, namun campuran semen untuk yang jelek tetap dilakukan — kali ini di lokasi tambang, demikian penjelasan yang diterima.

- Advertisement -

Salah satu warga yang enggan disebut namanya mengungkapkan curiga terhadap kwalitas Base A yang digunakan. “Kenapa kok mesti dicampur dengan semen? Kami juga khawatir dengan kwalitas jalan tersebut cepat rusak,” ujar warga tersebut.

Kekhawatiran ini muncul karena campuran semacam itu dianggap tidak biasa dan tidak sesuai dengan standar yang seharusnya.

Warga menambahkan, penggunaan dua jenis Base A dianggap sebagai strategi kontraktor nakal yang ingin mendapatkan keuntungan besar.

“Setau saya tidak ada spesifikasi Base A dioplos sama semen, ini spek dari mana?” tuturnya.

Menurut warga, penggunaan dua sumber material tanpa penjelasan jelas semakin memperkuat kecurigaan soal transparansi dan kualitas pengerjaan.

Selain masalah material, proyek juga dikritik karena kurangnya transparansi. Papan proyek yang seharusnya memuat informasi detail proyek tidak dipasang, sehingga masyarakat sulit mengetahui data seperti anggaran, spesifikasi teknis, dan jadwal penyelesaian. Hal ini membuat kecurigaan di tengah masyarakat semakin membesar.

Saat dikonfirmasi tim media, Adi yang mengaku sebagai wakil pelaksana menjelaskan bahwa papan proyek masih dalam proses pembuatan dan belum selesai.

“Kami sedang menyelesaikan papan proyeknya, nanti akan dipasang segera,” ujar Adi dalam wawancara singkat. Penjelasan ini diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat soal transparansi.

Mengenai Base A yang digunakan, Adi mengaku berasal dari dua tambang yang berbeda. Kembali ditanya mengenai spesifikasi Base A yang dioplos semen, Adi menjawab, “Kalau memang itu yang harus dilakukan agar bagus, ya gak masalah.” Penjelasan ini tidak langsung menjawab pertanyaan soal kesesuaian dengan standar teknis yang berlaku.

Meskipun kedua jenis Base A sudah melalui uji laboratorium, Adi mengakui bahwa Base A dari salah satu tambang terpaksa dioplos dengan semen karena kondisi materialnya yang basah. Salah satu driver pengangkut Base A juga mengkonfirmasi bahwa campuran semen sudah dilakukan di tambang, dan muatan ditutup terpal untuk menghindari terkena air hujan.

Merasa tidak puas dengan penjelasan tersebut, warga meminta dinas terkait untuk meninjau ulang pengerjaan yang dianggap penuh dengan rekayasa.

“Kalau bisa, di bongkar menyeluruh Base A yang tidak layak dipasang di proyek yang bernilai puluhan miliar tersebut,” tutup warga.

Harapan masyarakat adalah agar proyek jalan ini dibuat sesuai standar sehingga dapat bermanfaat jangka panjang. (Tim)

Bagikan Berita Ini
Tinggalkan Ulasan

Tinggalkan Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *